Paloma
Di Brazil, tepatnya di
Kota Rio, hidup seorang gadis kecil bernama Paloma Palmeira Peixoto. Paloma
memiliki seorang ibu yang bernama Elida. Paloma memiliki kuda poni mainan yang
selalu ia rawat dengan penuh kasih sayang. Paloma sangat suka membuat surat
untuk ibunya, yang dalam surat itu menyatakan rasa cinta Paloma yang begitu
dalam kepada ibunya.
Sepulang dari sekolah,
Paloma dan Elida yang sama-sama gemar melukis, saling menunjukan lukisan hasil
karya mereka. Keesokan harinya, ayah Paloma yang bernama Orpet, pergi ke luar
kota untuk bekerja. Paloma menginginkan ayahnya untuk membelikan sebuah sisir
perak di luar kota, untuk kuda poninya.
Saat
sepulang sekolah Paloma menaiki bus yang biasa mengantarnya pulang. Saat di
dalam bus, Paloma yang dalam keadaan lemah dan mengantuk, tiba-tiba saja
terlempar dari bus dengan kepala terlebih dulu . Roda belakang bus telah
menghimpit badan Paloma. Elida pun datang dan histeris melihat keadaan Paloma.
Paloma segera dibawa ke rumah sakit. Saudara Paloma yang bernama Renata,
berusaha menenangkan hati Elida. Elida menyadari, mengapa kemarin malam Paloma
tidak bisa tidur, dan ingin tidur bersamanya. Setelah sangat lama Elida
menunggu, akhirnya dokter bertemu dengan Elida dan mengatakan bahwa Paloma
telah meninggal. Elida sangat terpukul dan tidak percaya, gadis kecil yang
sangat menyayanginya, meninggal begitu saja diusiannya yang masih sangat muda.
Orpet
yang baru saja tahu, langsung segera pulang dan menyempatkan diri ke sebuah
toko untuk mencari sesuatu yang dititipkan Paloma. Setelah lama mencari,
akhirnya ia menemukan sebuah sisir perak yang dititipkan Paloma. Sampai di kota
Rio, Orpet langsung pergi ke gereja untuk menemui Paloma, ia memegang tangan
Paloma dan mememberikan sisir yang ingin dibeli Paloma untuk kuda poni
mainannya.
Elida
masuk ke kamar Paloma dan menatap kuda poni milik Paloma. Elida mengatakan
bahwa mereka tidak dapat tahu bahwa sisir perak indah yang dimaksudkan untuk mereka,
tidak akan pernah tiba, Elida tidak dapat memberi tahu, bahwa tangan manis yang
dulu selalu mengelus mereka, tidak akan pernah melakukannya lagi. Mulai dari
hal itu, Elida sadar bahwa dirinya telah lupa kepada tuhan. Satelah beberapa
saat terdiam, Elida ingat ketika ia masih berumur 7 tahun, ia meletakan buket
bunga mawar merah muda di atas altar gereja, dan Paloma mengingatkannya dengan
bnga itu.
Tuhan
mencari vas untuk meletakan bunga-bunganya, dan kitalah vasnya, tuhan berusaha
mengirimkan bunganya, tetapi kita tidak menjadi vas yang seharusnya. Di saat
tuhan memberi bunganya, tuhan mengambilnya kembali. Dan Paloma lah bunga
itu.
“Apa artinya kehilangan sekuntum bunga? Agar kita
mendapat pengetahuan untuk menjadi vas yang seharusnya”.
“Apa artinya kehilangan seorang anak perempuan?
Untuk mendapatkan kerajaan surga”.
Nama : Cok Istri Ratih Andani
Kelas : VIII F
No. : 32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar